Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu.
Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan
kadang-kadang perubahan itu sangat kompleks. Kehidupan keluarga,
termasuk anak-anak sekarang memberikan banyak kebebasan dan banyak
dipengaruhi oleh faktor dari luar. "Dunia menjadi semakin kosmopolitan
dan kita semua mempengaruhi satu sama lain." Demikian ujar desainer
Paloma Picasso, seperti dikutip oleh John Naisbitt (1990:106)
Di
lain pihak dengan kemajuan di bidang komunikasi (termasuk telekomunikasi
tentunya), melalui film, TV, radio, surat kabar, telepon, computer,
internet, d1l. anak-anak sekarang sudah lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor dari luar. Dalam tulisan berikutnya, John Naisbitt
menggambarkan: Dahulu biaya untak memulai sebuah surat kabar sama dengan
biaya untuk memulai sebuah pabrik baja. Akan tetapi, dengan desktop
publishing sekarang ini, sebuah surat kabar dapat dimulai dalam semalam
dengan sedikit sekali biaya. Daily Planet Telluride sepenuhnya
didigitalkan, termasuk pemakaian kamera digital yang citranya diumpankan
langsung ke dalam komputer. (John Naisbitt, 1994:28-29).
Jadi
sekarang ini kehidupan kita senantiasa dibayangi oleh perkembangan
IPTEKS (baca: Ilmu, Teknologi dan Seni) dengan akselerasi laju yang luar
biasa, yang menyebabkan terjadinya "ledakan informasi". Pertumbuhan
pengetahuan pada tahun 80-an saja berjalan dengan kecepatan 13% per
tahun. Ini berarti bahwa pengetahuan yang ada akan berkembang menjadi
dua kali lipat hanya dalam tempo kira-kira 5,5 tahun. Akibatnya
pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi "kadaluwarsa" hanya dalam
tempo kira-kira 2,5 tahun. (Dikutip dari Miguel Ma.Varela, Education for
Tomorrow, APEID, Unesco PROAP, Bangkok, 1990, oleh Santoso S.
Hamidjojo).
Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang
dihadapi peserta didik termasuk mahasiswa pada saat ini, sangat
kompleks.Wajarlah jika secara periodik kurikulum senantiasa harus selalu
ditinjau kembali, dan senantiasa ada pembaharuan di bidang kurikulum.
TANTANGAN MASA DEPAN
Masa
depan kita ditandai oleh banjir informasi dan perubahan yang amat cepat
dikarenakan masyarakat dunia terekspos oleh revolusi di bidang ilmu,
teknologi dan seni, serta arus globahsasi, sehingga menuntut kesiapan
kita semua untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada atau. akan
terjadi. Artinya kita harus mampu menghadapi masyarakat yang sangat
kompleks dan global.
Adapun sejumlah masalah yang dihadapi saat ini dan tantangan masa depan dapat berupa:
Faktor-faktor
Eksternal seperti: globalisasi, perkembangan ekonomi nasional,
desentralisasi, politik, sosial budaya dan teknologi.
Faktor-faktor
Internal seperti: dampak manajemen yang sentralistik, mekanisme
pendanaan oleh pemerintah, manajemen dan organisasi, sumberdaya manusia,
penelitian di perguruan tinggi, serta peran serta orang tua dalam
pendanaan pendidikan
PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Pembaharuan
pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan
tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi
merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk
meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran'.
Pendidikan
berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan
standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai
lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan
yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat
yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat
diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal
utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi
adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan
pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang
mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis
kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan
kompetensi.
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang
mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian
hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan
ajar yang diberikan kepada siswa/mahasiswa melalui proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi,
media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat
keberhasilan belajar yang dicapai siswa/mahasiswa dapat dilihat pada
kemampuan siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus
dikuasai sesuai dengan staniar prosedur tertentu.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum
dapat. dimaknai sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai
kuahtas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu
pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus
tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis.
Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kuahtas
yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum
tersebut aspek lain dari makna kurikulum adalah pengalaman belajar.
Pengalaman belajar di sini dimaksudkan adalah pengalaman belajar yang
dialami oleh peserta didik seperti yang direncanakan dalam dokumen
tertuhs. Pengalaman belajar peserta didik tersebut adalah konsekuensi
langsung dari dokumen tertulis yang dikembangkan oleh
dosen/instruktur/pendidik. Dokumen tertulis yang dikembangkan dosen ini
dinamakan Rencana Perkuliahan/Satuan Pembelajaran. Pengalaman belajar
ini memberikan dampak langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Oleh
karena itu jika pengalaman belajar ini tidak sesuai dengan rencana
tertulis maka hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak dapat
dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.
Ada enam dimensi
pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi yaitu pengembangan ide
dasar untuk kurikulum, pengembangan program, rencana perkuliahan/satuan
pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian dan hasil. Keenam dimensi
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu Perencanaan
Kurikulum, Implementasi Kurikulum, dan Evaluasi Kurikulum. Perencanaan
Kurikulum berkenaan dengan pengernbangan Pokok Pikiran/Ide kurikulum
dimana wewenang menentukan ada pada pengambil kebijakan urtuk suatu
lembaga pendidikan. Sedangkan Implementasi kurikulum berkenaan dengan
pelaksanaan kurikulum di lapangan (lembaga pendidikan/kelas) dimana yang
menjadi pengembang dan penentu adaIah dosen/tenaga kependidikan.
Evaluasi KurikuIum merupakan kategori ketiga dimana kurikulum dinilai
apakah kurikulum memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang sudah
dirancang ataukah ada masalah lain baik berkenaan dengan salah satu
dimensi ataukah keseluruhannya. Dalam konteks ini evaluasi kurikulum
dilakukan oleh tim di luar tim pengembang kurikulum dan dilaksanakan
setelah kurikulum dianggap cukup waktu untuk menunjukkan kinerja dan
prestasinya.
A. KURIKULTUM BERBASIS KOMPETENSI UNIUK PENDIDIKAN TINGGI
1. Kurikulum Pendidikan Tinggi Berdasarkan Sk Mendiknas 232
Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Vomor 232/U/2000 Mail menetapkan
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa. Dalam Surat Keputusan tersebut dikemukakan struktur
kurikulum. berdasarkan tujuan belajar (1) Learning to know, (2) learning
to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be.
Bersasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka mata kuliah
dalam kurikulum perguruan tinggi dibagi atas 5 kelompok yaitu: (1) Mata.
kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) (2) Mata Kuliah Keilmuan Dan
Ketrampilan (MKK) (3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) (4) Mata
Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan (5) Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB).
Dalam Ketentuan Umum (7.8,9.10,11)
dikemukakan deskripsi setiap kelompok mata kuliah dalam kurikulum inti
dan pada pasal 9 berkenaan dengan kurikulum institusional. Dengan
mengambil rumusan pada Ketentuan Umum, deskripsi tersebut adalah sebagai
berikut:
Keputusan Mendiknas yang dituangkan dalam SK nomor 232
tahun 2000 di atas jelas menunjukkan arah kurikulum berbasis kompetensi
walau. pun secara. eksplisit tidak dinyatakan demikian.
2. Kurikulum Pendidikan Tinggi Berdasarkan SK Mendiknas No.045/U/2002
Surat
Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan
Tinggi mengemukakan "Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu".
Kurikulum berbasis kompetensi adalah
kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan
ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan,
kompetensi dapat menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu
mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis kompetensi
maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi,
kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan,
serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus
diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan
tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu.
SK
Mendilmas nomor 045 tahun 2002 ini memperkuat perlunya pendekatan KBK
dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Bahkan dalam SK
Mendiknas 045 pasal 2 ayat (2) dikatakan bahwa kelima kelompok mata
kuliah yang dikemukakan dalam SK nomor 232 adalah merupakan
elemen-elemen kompetensi.
Selanjutnya, keputusan tersebut
menetapkan pula arah pengembangan program yang dinamakan dengan
kurikulum inti dan kurikulum institusional. Jika diartikan melalui
keputusan nornor 045 maka kurikulum inti berisikan kompetensi utama
sedangkan kurikulum institusional berisikan kompetensi pendukung dan
kompetensi lainnya. Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045:
Kurikulum inti yang merupakan penciri kompetensi utama, bersifat:
1. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan
2. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi
3. berlaku secara. nasional dan internasional
4. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa mendatang, clan
5. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan
Sedangkan
Kurikulurn institusional berisikan kompetensi pendukung serta
kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.
3. Implementasi Kurikulum
Dalam
rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya kita
memperlakukan kelima kelompok mata kuliah tersebut sebagai kelompok
kompetensi. Dengan demikian maka setiap mata kuliah harus menjabarkan,
kompetensi yang dikembangkan mata kuliah tersebut sehingga setiap mata
kuliah memiliki matriks kompetensi. Setelah itu dapat dikembangkan
matriks yang menggambarkan sumbangan setiap mata kuliah terhadap kelima,
kategori kompetensi.
4. Penilaian
Dengan kurikulum
berbasis kompetensi maka sistem penilaian hasil belajar haruslah
berubah. Ciri utama perubahan penilaiannya adalah terletak pada
pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan serta komprehensif, yang
mencakup aspek-aspek berikut:
a. Penilaian hasil belajar
b. Penilaian proses belajar mengajar
c. Penilaian kompetensi mengajar dosen
d. Penilaian relevansi kurikulum
e. Penilaian daya dukung sarana. dan fasilitas
f. Penilaian program (akreditasi)
Sementara itu strategi yang dapat digunakan adalah:
1. Mengartikulasikan standar dan desain penilaian di lingkungan pendidikan pendidikan tinggi.
2. Mengembangkan kemampuan dosen untuk melakukan dan memanfaatkan proses pernbelajaran
3. Mengembangkan kemampuan subyek didik untuk memanfaatkan hasil penilaian dalam meningkatkan efektifitas belajar mereka
4. Memantau dan menilai dampak jangka panjang terhadap proses dan hasil belajar.
Perubahan
yang mendasar juga terjadi pada kriteria lulus dan tidak lulus
(menguasai kompetensi atau tidak). Dalam konteks ini tidak setiap
kompetensi memiliki rentangan 0 - 4 atau E, D, C. B, dan A, melainkan
pendekatan penilaian yang bersifat mastery (Mastery-based Evaluation)
untuk menggantikan pendekatan skala yang digunakan pada saat ini.
5. Komponen Yang Terlibat Serta Peranannya
Untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan KBK ini dengan baik sejumlah
komponen perlu terlibat secara inten dan memberikan perannya
masingmasing sesuai dengan kapasitasnya, antara lain:
1. Visi
dan Misi kelembagaan dan kepemimpinan yang berorientasi kualitas dan
akuntabilitas serta peka terhadap dinamika pasar.
2. Partisipasi
seluruh sivitas akademika (dosen, naahasiswa) dalam bentuk "shared
vision" dan "mutual commitment" untuk optimasi kegiatan pembelajaran.
3. Iklim dan kultur akademik yang kondusif untuk proses pengembangan yang berkesinambungan.
4. Keterlibatan kelompok masyarakat pemrakarsa (stakeholders) serta. Masyarakat pengguna lulusan itu sendiri.
B. KBK pada Jenjang Sekolah
1. Menyongsong Kurikulum 2004
Dengan
akan segera. dilluncurkannya (launching) Kurikulum 2004 yang lebih
dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada seluruh jenjang
pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan bahkan
untuk pendidikan tinggi yang sudah diluncurkan sejak tahun 2000, tentu
banyak menimbulkan masalah baru, lebih-lebih bila dikaitkan dengan
pelaksanaan pembelajaran di masing-masing mata kuhah/pelajaran. Para
guru, sebagai ujung tombak dari kegiatan pendidikan, perlu memahami
secara mendalami tentang konsep dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi,
dalam arti: apa makna hakiki dari KBK, kemana trend KBK harus
dibawa/dikembangkan, apa saja komponen yang harus ada, dan bagaimana
mengembangkannya, dsb. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan era otonomi
daerah di mana kewenangan-kewenangan pusat semakin dikurangi, sementara
kewenangan daerah menjadi semakin besar dan luas. Sudah barang tentu era
otonomi daerah ini juga membawa dampak yang cukup luas, termasuk
tentunya untuk bidang pendidikan.
Di era otonomi seperti sekarang
ini kurikulum pendidikan yang belaku secara, nasional bukanlah suatu
"harga mati" yang harus diterima dan dilaksanakan apa adanya, melainkan
masih dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan,
sepanjang tidak menyimpang dari pokok-pokok yang telah digariskan
secara, nasional. Dalam hal ini guru adalah pengembang kurikulum yang
berada, dalam kedudukan yang menentukan dan strategis. Jika kurikulum
diibaratkan sebagai rambu-rambu lalu lintas, maka guru adalah pejalan
kakinya.
Dengan asumsi bahwa gurulah yang paling tahu mengenai
tingkat perkembangan peserta didik, perbedaan perorangan (individual)
siswa, daya serap, suasana dalam. kegiatan pembelajaran, serta sarana
dan sumber yang tersedia, maka guru berwenang untuk menjabarkan dan
mengembangkan kurikulum kedalam, silabus pengembangan kurikulum kedalam.
silabus ini hendaknya mendasarkan pada beberapa hal, di antaranya: isi
(konten), konsep, kecakapan/keterampilan, masalah, serta minat
siswa/mahasiswa.
Sosok Kurikulum 2004 untuk Jenjang Sekolah
Sesuai
dengan jiwa otonomi dalam bidang pendidikan seperti pada Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2000, bidang pendidikan dan kebudayaan,
pemerintah memiliki wewenang menetapkan: (1) standar kompetensi siswa
dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian
hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, dan (2)
standar materi pelajaran pokok.
Kurikulum berbasis kompetensi
merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan
seperangkat kompetensi tertentu. Mengacu pada pengertian tersebut, dan
juga untak merespons terhadap keberadaan PP No.25/2000, maka salah satu
kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Depdiknas
adalah menyusun standar nasional untuk seluruh mata pelajaran, yang
mencakup komponen-komponen; (1) standar kompetensi, (2) kompetensi
dasar, (3) materi pokok, dan (4) indikator pencapaian. Sesuai dengan
komponen-komponen tersebut maka format Kurikulum 2004 yang memuat
standar kompetensi nasional matapelajaran adalah seperti tampak pada
Standar
kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari,
sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari
suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content
standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi
dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan,
keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan
oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau
materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa
bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu
mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah
kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai
ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.
Selanjutnya pengembangan
kurikulum 2004, yang ciri paradigmanya adalah berbasis kompetensi, akan
mencakup pengembangan silabus dan sistem penilaiannya. Silabus
merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program
pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup jenis tagihan, bentuk
instrumen, dan pelaksanaannya. jenis tagihan adalah berbagai tagihan,
seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dilakukan oleh
siswa, seperti bentuk pilihan ganda atau soal uraian. I
Pengembangan
kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetensi,
organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan
menguasai kompetensi seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi juga menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan
belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan
untuk menguasai kompetensi tertentu. Oleh karenanya pengembangan
Kurikulum 2004 perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented)
2. Berbasis pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Bertolak dari Kompetensi Tamatan/ Lulusan
4. Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdfferensiasi
5. Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik), serta
6. Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning).(Aal, Mb).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1xbet korean free bonus and review - legalbet
BalasHapus1xbet korean free bonus and review. 1xbet korean free bonus review ➤ Check the febcasino latest betting 바카라 사이트 tips and analysis 1xbet ➤ How to withdraw, betting lines and promotions
Slotyro Casino Resort, LA - Mapyro
BalasHapusFind your way around the casino, find 양주 출장샵 where everything 강릉 출장샵 is located and how to 여수 출장마사지 get there faster. 구미 출장샵 Get directions, reviews and information for Slotyro Casino 김해 출장안마 Resort